Tak banyak orang yang mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam Ka'bah. Bangunan berbentuk bujur sangkar yang menjadi pusat arah bagi umat Muslim yang melakukan shalat itu sebenarnya memiliki ruang yang cukup luas.
Dengan tinggi saat ini sekitar 39 kaki 6 inci (kira-kira 11 meter) dan ukuran total adalah 627 kaki persegi maka ukuran dalam Ka'bah adalah 42,64x29,52 kaki atau sekitar 12,7x8,85 meter. Ruangan di dalam Ka'bah diperkirakan mampu menampung sebanyak 50 orang.
Namun, tahukah anda, apa saja isi di dalam bangunan yang disucikan umat Islam itu? Ketua Islamic Society of North America (ISNA) atau Masyarakat Islam Amerika Utara pernah diberi kesempatan untuk masuk ke dalam Ka'bah di tahun 1998. Ternyata tak banyak benda yang terdapat di dalamnya.
Di dalam Ka'bah ternyata terdapat 3 pilar dan meja untuk meletakkan parfum. Di langit-langitnya tergantung beberapa lampu lentera. Tak disebutkan lampu lentera itu terbuat dari bahan apa. Namun pada tahun 1940-an, lampu itu dikabarkan terbuat dari emas dan bertatahkan permata serta mutiara.
Di dalam Ka'bah tak ada lampu listrik. Sementara tembok dan lantainya terbuat dari marmer. Tak ada satu pun jendela di bagian dalamnya dan hanya terdapat satu pintu untuk keluar-masuk. Langit-langit Ka'bah juga ditutupi selimut kain seperti halnya dinding bagian luarnya. (Sumber: Republika)
Bagikan
1 comments:
KA’BAH: BAITUL HARAM atau BAITULLAH???
Saya kira penggunaan istilah atau nama BAITULLAH (Rumah Allah) itu terlalu berat, selain di dalam Al Quran tidak termuat dengan tegas juga bisa menimbulkan penafsiran yang kaku. Seperti kita ketahui istilah atau nama yang tepat menurut Al Quran yang utama ialah KA’BAH tapi ada sebutan lainnya seperti BAITUL HARAM (Rumah Suci) yang termuat pada QS. 5:2, 97 dan 14:37. Ada juga disebut BAITUL THAIFIN (Rumah bagi Orang-orang yang Tawaf) termuat pada QS. 2:125, 22:26. Isitilah lainnya ialah BAITUL MA’MUR termuat pada QS. 52:4) dibandingkan kita menggunakan istilah BAITULLAH (RUMAH ALLAH) coba lihat:
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun (KA’BAH) untuk (menjadi kiblat dan tempat beribadat umat) manusia di BAKKAH (MAKKAH) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (QS. 3:96);
Allah telah menjadikan KA’BAH, BAITUL HARAM (Rumah Suci) itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula pada) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 5:97)
Istimewanya tempatnya Ka’bah atau Baitul Haram pun jelas atau konkrit tempatnya yakni di dalam areal MASJIDIL HARAM sebagai mana ditegas sbb.:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi BAITUL HARAM (Rumah Suci) sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari MASJIDIL HARAM, (sehingga) mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (QS. 5:2);
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke KA’BAH atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu. Dan barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa. (QS. 5:95).
Dengan dalih di atas maka semakin mantap keyakinan kita akan kebenaran dan pengabulan Doa Nabi Ibrahim As. oleh Allah Ta’ala sbb.:
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitul Haram) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka (mampu) mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur (QS. 14:37).
Posting Komentar
Sedikit Komentar Anda, sangat berarti untuk memajukan blog ini.. terimakasih sobat