Cara Mendapatkan Pasangan Suami atau Istri Yang Shalih dan Shalehah

Pasangan Suami Istri - Cara Mendapatkan Pasangan Suami atau Istri Yang Shalih dan Shalehah
Cara Mendapatkan Pasangan Suami atau Istri Yang Shalih dan Shalehah - Harapan dan impian setiap pemuda atau pemudi yang memasuki usia pernikahan  adalah memperoleh suami shalih atau istri shalihah, walaupun standar  shalih mungkin berbeda antara satu orang dengan yang lain, menurut A  mungkin si dia shalih, belum tentu menurut B demikian, akan tetapi  bagaimanapun keduanya sepakat berharap mendapatkan yang shalih dalam  urusan pasangan hidup, perkara ini hampir tidak diperselisihkan oleh dua  orang, karena ia termasuk perkara mendasar dalam bangunan dan tatanan  rumah tangga yang akan diarungi oleh suami istri..

Keshalihan suami istri adalah modal dasar yang tidak bisa ditawar dalam  menciptakan rumah tangga, yang kata orang, "sakinah, mawaddah wa rahmah" ,  ini tidak keliru sebab realita memang membuktikan demikian, sementara  perkara-perkara selainnya hanya sebatas menunjang dan melengkapi yang  tidak berarti tanpa adanya keshalihan. Apalah artinya ketampanan atau  kecantikan tanpa keshalihan? Bisakah ia menjadikan rumah tangga tegak  kokoh tanpanya? Apalah artinya harta melimpah jika tidak dibarengi dengan  keshalihan? Bisa-bisa ia malah menjadi sebab petaka dan sengsara. Jabatan  atau kedudukan? Setali tiga uang, tidak berbeda.

Menikah bukan untuk sesaat dua saat akan tetapi untuk masa masya Allah,  walaupun ada pintu keluar darinya dengan talak dan khulu', akan tetapi  pintu ini bersifat dharurat, tidak patut dibuka dalam kondisi lapang, dan  dalam perjalanan pernikahan tidak jarang terjadi rintangan dan sandungan,  naik turun, senang susah, sedih gembira, semuanya terjadi, hanya  keshalihan yang bisa membimbing suami dan istri untuk menyikapi semua itu  dengan bijak yang pada akhirnya membawa kepada kebaikan bagi mereka berdua.

Dari sini maka Rasulullah shallallaahu 'laihi wasallam mengajak kaum  muslimin agar mengedepankan keshalihan dalam memilih suami atau istri,  walaupun ada faktor-faktor lain yang tidak keliru jika diperhatikan, akan  tetapi perkara yang satu ini adalah yang terdepan, beliau shallallaahu  'laihi wasallam bersabda kepada siapa pun yang berminat menikah, "Seorang  wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kedudukannya,  kecantikannya dan agamanya, pilihlah pemilik agama niscaya kamu  beruntung." (HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah).

Kepada para wali sebagai pemegang hak menikahkan, Rasulullah shallallaahu  'laihi wasallam bersabda, "Jika orang yang kamu ridhai agama dan akhlaknya  melamar kepadamu maka nikahkanlah dia." (HR. at-Tirmidzi, dengan sanad shahih).

Setelah Anda sepakat mengedepankan keshalihan dalam perkara ini, maka  pertanyaan yang mungkin terbersit adalah bagaimana mendapatkan suami atau  istri yang demikian?

Jawabannya mudah, hanya dengan sebuah langkah dasar yaitu jadikan diri  Anda shalih terlebih dulu, hanya ini yang Anda perlukan. Sesederhana  inikah teorinya? Benar. Penjelasannya begini.

Fakta umum yang berjalan dalam kehidupan ini adalah bahwa sesuatu  cenderung kepada yang sepadan dan sesuai dengannya, begitu pula  sebaliknya, sesuatu akan menghindar dari yang berbeda dengannya, semakin  banyak dan besar titik-titik kesepadanan dan kesesuaian antara dua perkara  atau antara dua orang, semakin dekat dan intens kecenderungan antara  keduanya dan semakin besar perbedaan antara dua orang, semakin lebar jarak  dan jurang di antara keduanya. Mudah saja, coba Anda melihat lembu, ia  akan berkawan dan dekat kepada sesama lembu, karena titik kecocokan yang  demikian besar di antara mereka, domba berkumpul dengan kawanannya dan  begitu seterusnya. Anda melihat kerbau bergaul dengan ayam? Mengapa?  Karena adanya titik perbedaan yang besar. Yang ingin penulis katakan bahwa  kecenderungan dan kedekatan diawali dengan perasaan adanya kesamaan dan  kesesuaian.

Setelah itu tariklah kesimpulan ini ke dalam alam pergaulan manusia, Anda  melihat bahwa ternyata manusia cenderung kepada manusia yang memiliki  sisi-sisi kesamaan dengan dirinya dan menjauh dari manusia yang memiliki  titik perbedaan dengan dirinya. Para penggemar sepak bola berkumpul dengan  sesama penggemar sepak bola, para penggemar hobi A berkumpul dengan  sesamanya dan begitu seterusnya, sehingga terbentuk klub-klub,  organisasi-organisa si, perkumpulan- perkumpulan, partai-partai atau apalah  namanya, di mana titik kesamaanlah yang mendorong mereka ke sana. Lihatlah  kepada diri Anda, dengan siapa Anda cenderung? Tidak keliru kan apa yang  penulis katakan?

Jadi pada saat Anda menjadikan diri sebagai orang yang shalih berarti  secara otomatis Anda telah memiliki password untuk masuk ke dalam  lingkaran orang-orang shalih dan mempunyai titik kesamaan dengan mereka
serta mempunyai peluang besar untuk menjadi bagian dari mereka dengan  mendapatkan salah seorang dari mereka. Dan Anda perlu tahu bahwa dari  semua perkara yang mengumpulkan dan menyatukan kawanan manusia dengan  sesamanya, yang paling kuat adalah kebaikan atau keshalihan. Selainnya  hanya bersifat temporal, orang-orang yang disatukan karena harta misalnya,  akan bubar seiring dengan lenyapnya harta, orang-orang yang dikumpulkan  karena kesenangan, akan buyar seiring dengan berubahnya kesenangan. Tetapi  orang-orang yang diikat oleh keshalihan akan selalu terikat sekuat  keshalihan itu sendiri.

Kebaikan berjodoh dengan kebaikan, orang-orang yang baik berjodoh dengan  orang-orang yang baik, keburukan berdampingan dengan keburukan,  orang-orang yang buruk berkawan dengan orang-orang buruk, ini sudah  menjadi sunnatullah dalam kehidupan.

"Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina,  atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini  melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang  demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin." (QS. an-Nur: 3).

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki  yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita  yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS. an-Nur: 26).

Dalam sejarah pernikahan kita melihat orang yang paling shalih Muhammad  shallallaahu 'laihi wasallam, para pendampingnya adalah para wanita  shalihah, kita melihat putri-putri beliau yang shalihah berjodoh dengan  para suami yang shalih pula, para sahabat-sahabat beliau yang shalih  beristri wanita-wanita yang sepadan dan selevel dengan mereka dan begitu  seterusnya. Maka jika Anda berhasrat memperoleh pasangan yang shalih,  shalihkan diri Anda agar hasrat Anda ini terwujud sehingga Anda tidak  menggantang asap, layaknya pungguk merindukan rembulan.

Inilah keadilan dan kebijaksanaan, dua perkara yang sejenis tersatukan,  dua hal yang sepadan terkumpul dan dua orang yang shalih dipertemukan.  Wallahu a'lam. (Oleh: Ust. Izzudin Karimi, Lc).


Sumber : Abu AzkaBagikan

0 comments:

Posting Komentar

Sedikit Komentar Anda, sangat berarti untuk memajukan blog ini.. terimakasih sobat